BBTKLPP Jakarta, Alamat: Jl. Bambu Apus Raya No.6, RT.12/RW.3, Bambu Apus, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13890, Email : bbtklppjakarta@gmail.com

MEMBUKUKAN WILTOH BANDUNG

Didi Purnama, SKM, MKM

Belajar adalah fitrah manusia sejak lahir ke dunia hingga kembali ke haribaanNya. Meski belajar dari pengalaman adalah yang terbaik, tak cukup waktu belajar semua bila hanya pengalaman sendiri. Begitu pula apa yang telah kita buat dan ukir, perlulah dibagi ke orang lain untuk dapat diambil hikmahnya. Berangkat dari semangat berbagi pengalaman tersebut, BBTKLPP Jakarta mencoba membukukan hasil kegiatan wilayah percontohan di Kabupaten Bandung.

Ujung jalan panjang kegiatan wilayah percontohan telah tampak, kebersamaan tiga tahun dengan dinas kesehatan dan jajarannya terasa begitu singkat, tapi kita perlu mengabadikan pengalamannya. Bila ada yang berhasil patutlah dicontoh atau direplikasi di tempat dan oleh pihak lain, namun yang gagal janganlah sampai terulang. Membangunkan klinik sanitasi yang tlah lama terlelap, hingga mampu bertahan di pusaran arus utama, tentu bukan tanpa tantangan. Terlalu banyak pihak dilibatkan, terlalu banyak benak harus disama-persepsikan, sumber daya pun tak selalu bersahabat. Minimal bukan sanitarian saja mengenal klinik sanitasi. Bukan pula sekedar tulisan di pintu ruangan yang tanpa makna. Klinik sanitasi sudah dikenal oleh perawat puskesmas, dokter puskesmas, juga masyarakat. Konselingpun telah dirutinkan 1-2 hari seminggu. Kunjungan rumah (klinik sanitasi) juga dapat berjalan bersamaan kegiatan lainnya. Keunikan kegiatan ini adalah dengan pendekatan lima pilar yang menyokong klinik sanitasi yaitu penguatan kelembagaan, pengintegrasian kegiatan pengendalian faktor risiko dan penyakit, pengolahan data faktor risiko, kemitraan, dan pemberdayaan masyarakat.

Penulisan Berbasis Jurnalistik

Jika hanya berbekal data yang diperoleh, penulisan Buku Wiltoh mungkin tidak begitu menarik. Penulisan buku perlu dipoles dengan sentuhan seorang jurnalis handal. Dengan bimbingan Pak Syaefur, begitu beliau akrab disapa, buku wiltoh bisa lebih dinamis. Keahlian sebagai jurnalis di salah satu TV swasta, pengalaman dan skill dalam melakukan investigative interview diharapkan mampu memperkaya konten.

Stakeholderyang akan diwawancara telah ditentukan. Janji temu pun sudah terschedule. Mulai dari Bupati, Ibu TP PKK, Sekda, Kepala Dinas, Camat, Kades, Kepala Puskesmas, Sanitarian, Pengusaha Sanitasi, hingga masyarakat tak luput jadi subyek. Masing-masing diwawancarai sesuai kapasitas dan kapabilitasnya, secara cermat akan digali persepsi masing-masing tentang outcome kegiatan, kesan selama terlibat di kegiatan, dan informasi sekecil apapun yang bisa melengkapi.

Dengan cara komunikasi non formal yang santai, Pak Saefur menggiring narasumber untuk mengungkapkan apa yang terfikir dan apa yang dirasa. Jawaban demi jawaban dari tiap narasumber akan dirangkai menjadi sebuah jaring informasi yang layak disimak.

 

Mengulik hingga ke dalam

 

Perjalanan menemui narasumber untuk diwawancarai ternyata adalah pekerjaan yang asyik. Selama 3 hari 27-29 Oktober 2014, tim mendampingi Pak Syaefur mengumpulkan informasi di lapangan. Komunikasi awal di ujung telpon guna menentukan titik jumpa, hingga mencari alamat yang dimaksud, turut memberi kesan bagi tim BBTKLPP yang mendampingi. Mengejar narasumber pejabat dinas kesehatan ke salah satu puskesmas, mengejar waktu untuk bertemu kepala puskesmas di suatu caf? di bilangan Jalan Riau, Bandung, hingga mewawancarai masyarakat yang dikumpulkan di kantor desa adalah pengalaman yang membawa tim dapat merasakan dunianya jurnalis.

Informasi yang digali ternyata tidak dangkal. Sembari menyimak dan belajar, tim mendengarkan proses wawancara. Informasi personal narasumber juga menjadi obyek pertanyaan. Tak jarang ada pertanyaan yang serupa diulang, mungkin untuk mendapatkan informasi yang lebih menyakinkan, fikir kami. Hingga malam menjelang barulah interview disudahi

Saat ditanya bagaimana agar buku yang ditulis lebih informatif, dan tidak membosankan, Pak Saefur menjawab kita biarkan saja tulisan mengalir. Informasi yang akan dituangkan ke dalam tulisan juga harus dipilih yang terbaik, dan cobalah menulis dengan gaya wartawan yang sering menggunakan cara penulisan induktif. Pak Saefur juga menambahkan, tulisan yang menonjolkan informasi inti atau informasi yang paling menarik di awal tulisan akan memanjakan pembaca dan bisa membuat penasaran. Terlebih lagi bila buka lesson learnt seperti ini umumnya secara tekstual akan cenderung deduktif, menempatkan yang umum dan berujung pada yang khusus. Butuh kesabaran untuk membacanya.

Semoga buku yang sedang dibuat dengan bantuan ahlinya ini dapat segera terealisasi sesuai harapan. Mudah-mudahan kegiatan wilayah percontohan yang diabadikan dalam buku ini, bisa menginspirasi banyak orang untuk lebih memajukan klinik sanitasi di daerah-daerah lain di Indonesia.