BBTKLPP Jakarta, Alamat: Jl. Bambu Apus Raya No.6, RT.12/RW.3, Bambu Apus, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13890, Email : bbtklppjakarta@gmail.com

Ditjen PP dan PL Menurunkan Tim BBTKL-PP Medan Ke Lokasi Bencana Gempa di Aceh Untuk Menilai Aspek Kesehatan Lingkungan

[display_profession type='designer']

[wrap_shortcode]sss[/wrap_shortcode]

My Caption

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE sudah mengirimkan team DitJen PP dan PL dari Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Medan turun ke lokasi gempa di Aceh, untuk menilai dari segi aspek kesehatan lingkungannya.

Dalam laporannya yang disampaikan langsung kepada Prof. Tjandra bahwa berdasarkan peninjauan ke lokasi pengungsian di Posko Desa Kulem Parakanis, Kecamatan Timang Gajah tidak terdapat korban jiwa dan terdapat posko kesehatan di lokasi pengungsian, dimana tim dokter yang ada datang secara bergantian dari Dinas Kesehatan sekitar. Selain itu, tidak terdapat juga peningkatan penyakit yang berarti terhadap penyakit ISPA dan Diare selama pasca bencana, penyakit tertinggi yang berkunjung ke Posko Kesehatan adalah Hypertensi. Untuk Penanganan makanan sendiri telah dilakukan oleh para pengungsi, dengan bantuan dari dinas sosial dan instansi terkait lainnya. Sedangkan, kondisi pengungsian, dimana pengungsi dilokasi pengungsian tidak terlalu padat, hanya beberapa KK, hal ini disebabkan beberapa pengungsi yang rumahnya tidak mengalami kerusakan parah memilih untuk tidur didepan rumah masing-masing guna melindungi harta bendanya.

Prof. Tjandra juga mendapatkan laporan dari Tim BTKL-PP Medan di lokasi gempa seputar aspek kesehatan lingkungan, dimana masih terlihat sampah yang dibuang di sembarang tempat, sehingga sanitarian dari BTKL-PP Medan telah menganjurkan kepada Geucik (kepala desa) selaku tokoh masyarakat untuk membuat Tempat Pembuangan Sampah Sementara dengan menggali lubang ukuran 1 x 2 meter, dan dianjurkan untuk membakar sampah setiap harinya guna mencegah timbulnya vector penyakit. Untuk Sarana MCK di lokasi pengungsian juga telah disediakan oleh Pemda setempat, Tim BBTKL-PP juga sudah melakukan pemberantasan vector penyakit dan melakukan penyemprotan dengan mistblower dan larutan actellic di lokasi pengungsian guna mengurangi kepadatan lalat, karena tumpukan sampah organic yang dibuang sembarangan. Selain itu, Tim BTKL-PP juga melakukan pengambilan sampel air terhadap air subsidi PDAM yang ada dilokasi pengungsian.

Sedangkan, laporan di Posko Pengungsian Desa Cekal di Kecamatan Timang Gajah, tidak terdapat peningkatan yang berarti terhadap penyakit ISPA dan Diare pasca H 5, tersedia juga MCK darurat yang disediakan oleh kementerian PU dan Kondisi dapur umum yang nampak terlihat bersih, dan rapi. Selain itu, untuk penanganan sampah lebih terkoordinir, dimana sampah dikumpulkan disatu tempat dan dibakar setiap sore hari, dilakukan juga pengambilan sampel air, dan tidak ditemukan kepadatan vector penyakit seperti lalat dan nyamuk.

Laporan dari Posko Dusun 5 Bintang Setiye, Desa Cekal, Kecamatan Timang Gajah, Prof. Tjandra juga telah mendapatkan laporan dari Tim BBTKL-PP Medan bahwa tidak ada korban jiwa dan pelayanan kesehatan telah dipusatkan ke Puskesmas Pembantu Desa Cekal, Pengungsi korban bencana adalah warga yang berasal dari 13 rumah yang rusak parah. Selain itu, terdapat juga keluhan penyakit yang dirasakan pengungsi kebanyakan adalah Hypertensi, sumber air bersih berasal dari PDAM di rumah masyarakat dan Pembuangan air limbah dibiarkan tergenang disekitar tempat cucian piring. Sehingga penanganan sampah belum baik dan sampah masih terlihat dibuang sembarangan di sekitar tenda pengungsi, persediaan makanan lancar, dimana telah disubsidi setiap hari dari posko induk, untuk sanitasi tenda pengungsian sangat terlihat rapi dan bersih. BBTKL-PP juga telah melakukan beberapa upaya dengan melakukan penyemprotan dengan mistblower dan larutan actellic guna mengurangi kepadatan lalat serta melakukan Pengambilan sampel air untuk memeriksa kualitas air di pengungsian.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal PP dan PL Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama.